Tanaman itu bukan padi, bukan pohon buah, melainkan sedekah yang ditanam di jalan Allah.
Dari sebutir keikhlasan tumbuh pahala yang tidak akan kering.
Ia terus mengalir,
saat tangan ini tak lagi memberi,
saat langkah berhenti,
bahkan ketika jasad telah berbaring di liang kubur.
Di berbagai pesantren di pelosok negeri,
ada ribuan santri yang menghafal Al-Qur’an setiap hari.
Mereka hidup sederhana, belajar dengan kesungguhan,
namun sering kali harus menahan lapar karena keterbatasan logistik.
Sementara di banyak tempat lain,
masih banyak keluarga dhuafa dan masyarakat kecil
yang membutuhkan sekadar beras untuk bertahan hidup sehari-hari.
Melihat kenyataan itu,
Yayasan Pejuang Baik Indonesia hadir menggalang kepedulian bersama.
Program ini bernama:
“Beras Baik dari Orang Baik.”
Tujuannya sederhana namun bernilai besar —
menyalurkan beras untuk pesantren, santri penghafal Al-Qur’an, dan masyarakat yang membutuhkan.
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا،
أَنَّ رَجُلًا سَأَلَ النَّبِيَّ ﷺ: أَيُّ الْإِسْلَامِ خَيْرٌ؟
قَالَ: تُطْعِمُ الطَّعَامَ، وَتَقْرَأُ السَّلَامَ عَلَى مَنْ عَرَفْتَ وَمَنْ لَمْ تَعْرِفْ.
Artinya:
Seorang laki-laki bertanya kepada Nabi ﷺ,
“Amalan Islam apakah yang paling baik?”
Beliau menjawab: “Engkau memberi makan kepada orang lain, dan mengucapkan salam kepada orang yang engkau kenal maupun yang belum engkau kenal.”
(HR. al-Bukhārī no. 12, Muslim no. 39)
Karena beras adalah kebutuhan pokok yang langsung terasa manfaatnya.
Setiap butir yang disedekahkan menjadi tenaga bagi para penghafal Qur’an,
menjadi kekuatan bagi keluarga yang sedang berjuang,
dan menjadi saksi amal jariyah yang tidak akan pernah padam.
Beras yang dimasak hari ini,
akan menjadi hafalan yang diulang oleh para santri esok hari.
Dan pahala itu, insyaAllah, mengalir juga untuk para dermawan yang ikut menanam kebaikan ini.

Melalui program ini, Yayasan Pejuang Baik Indonesia menyalurkan beras secara rutin ke:
- Pesantren tahfidz dan lembaga pendidikan Islam.
- Asrama yatim dan santri dhuafa.
- Keluarga fakir miskin dan masyarakat yang membutuhkan.
Setiap bulannya, kebutuhan beras mencapai ribuan kilogram,
yang akan didistribusikan secara langsung dan transparan.
Boleh jadi Allah menghadirkan pesan ini kepada kita bukanlah kebetulan.
Mungkin inilah panggilan lembut dari-Nya,
agar kita turut menanam kebaikan yang tidak akan pernah layu.
Satu genggam beras tampak kecil di mata manusia,
namun bisa menjadi gunung pahala di sisi Allah.
Beras baik dari orang baik, untuk orang baik — menjadi amalan terbaik.
Semoga Allah membalas setiap butir kebaikan dengan keberkahan yang luas,
menjadikannya cahaya di dunia dan penolong di akhirat.
Āmīn yā Rabbal ‘Ālamīn.
Langkah mudah berdonasi:
Atau melalui e-wallet: